DONATUR TPQ AT TAQWA

DONATUR TPQ AT TAQWA

Minggu, 31 Maret 2019

Pendahuluan Pengarang kitab Qomi'uth Thughyan

Segala puji bagi Allah yang memiliki sifat-sifat kesempurnaan, Sholawat dan salam semoga diberikan atas penghulu kita, Nabi Muhammad Saw. Yang dikukuhkan oleh Allah dengan beberapa mukjizat, juga diberikan kepada keluarga dan sahabat-sahabat beliau yang banyak berbuat kebaikan dan meninggalkan kemungkaran.
Sesudah itu saya, Muhammad Nawawi bin Umar mengharap ampunan Allah atas dosa-dosa dan pemenuhan Allah pada hajat-hajat saya. Sudah lama saya berpikir untuk mengkaji syair-syair karya Syaikh Zainuddin bin Ali bin Ahmad dalam kitabnya yang terkenal yaitu Syu’abul Iman.  Kitab ini merupakan terjemahan bahasa arab dari kitab yang berjudul sama dalam bahasa Parsi (Iran) karya Sayyid Nuruddin Al Ijiy. Syair-syair itu dirangkai dalam 26 bait dengan bahar (irama) Kamil. Setelah hati saya tergerak saya menulis kitab syarah (penjabaran) atas kitab tersebut. Saya berharap kitab syarah itu bermanfaat untuk saya sendiri dan anak cucu saya yang menginginkan kebahagiaan.
Kitab syarah ini saya beri nama Qomiuth-thughyan ‘Ala Manzhumati Su’abul Iman.
Saya memohon kepada Allah, semoga Dia memberikan manfaat dengan anugerah-Nya pada kitab ini. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu yang dikehendaki-Nya dan Zat paling layak mengambulkan segala permohonan.
Perlu saya kemukakan, bahwa Syaikh Zainuddin bin Ali bin Ahmad Asy Syafii Al Kusyini Al Fanani Al Malibari dilahirkan di daerah Kusyim Malabar pada siang hari Kamis tanggal 12 Sya’ban 842H. tetapi sejak usia kanak-kanak ia pindah ke daerah Fanan bersama pamannya, Qodhi Zainuddin bin Ahmad. Ia banyak menulis kitab, antara lain Hidayatul Adzkiya, Tuhfatul Ahya dan Irsyadul Qoshidin yang merupakan ringkasan kitab Minhajul Abidin karya Imam Al Ghozali.
Iman (keyakinan) itu memiliki beberapa bagian (unsure) dan perilaku yang dapat menambah amal manusia dengan melakukan semuanya dan mengurangi amal manusia dengan meninggalkannya. Sedangkan pokok dasar iman adalah sikap membenarkan dengan yakin. Pokok dasar iman tidak bisa berkurang. Sebab bila pokok dasar iman itu berkurang nilainya, maka akan berubah menjadi keraguan. Padahal iman tidak sah bila disertai dengan keraguan.
Sesungguhnya perilaku-perilaku yang menjadi cabang iman ada 77 macam sebagaimana sabda Rasulullah Saw:
“Iman itu (cabangnya) ada tujuh puluh lebih. Cabang paling utama adalah ucapan Laa ilaha illallah (tiada tuhan selain Allah) dan yang paling rendah adalah menyingkirkan penghalang yang mengganggu dari jalan umum. Rasa malu merupakan cabang dari iman.” (HR. Ahli-ahli Hadis)
Berikut ini akan diterangkan satu persatu 77 cabang iman itu. Bila semuanya bisa dijelaskan, maka Allah akan memberikan mahligai iman yang indah. Di akhirat nanti Allah tidak akan mengingkari janji-Nya kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh untuk memberikan surga-Nya yang dipenuhi mahligai-mahligai yang indahnya tak terbayangkan.

Pengantar penerjemah kitab Qomi'uth Thughyan (77 Cabang Iman )

Segala puji bagi Allah, sholawat dan salam semoga tertumpah untuk junjungan umat islam, Nabi besar Muhammad Saw.Risalah kecil ini merupakan terjemahan dari kitab Qomi’uth-Thughyan ‘Ala Manzhumati Su’abul Iman karya Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar yang mengupas syair-syair kitab “Syu’abul Iman” karya Syaikh Zainuddin bin Ali bin Ahmad. Isi buku ini adalah penjelasan mengenai 77 cabang iman yang dapat mengantarkan seorang mukmin menyempurnakan nilai keimanannya kepada Allah dengan mengamalkannya.
Penerjamahannya kitab ini tidak sepenuhnya persis dengan aslinya. Penulis memilih penerjemahan bebas agar lebih mudah dipahami. Bahkan ada beberapa tambahan, pengurangan dan perubahan dari kalimat langsung menjadi kalimat tidak langsung. Tentu saja semua itu penulis lakukan selama tidak mengubah dan mengurangi pengertian dan tujuan kitab aslinya dan dimaksudkan agar lebih mudah dipahami.
Penulis juga tidak mencantumkan bait-bait syair dari kitab asal, karena penulis sudah menganggap cukup dengan syarahnya, tanpa mengurangi rasa hormat dan kagum pada pengarang syair-syair itu. Penulis berharap tindakan ini bukan kesalahan di mata Allah dan pembaca sekalian.
Rasa terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada Ayahanda, KH Asrori Ahmad yang banyak mengilhami penulisan ini atas didikan dan gemblengan beliau selama hidupnya pada penulis. Semoga arwahnya diterima baik disisi Allah, diampuni segala dosanya, diterima segala amal baiknya dan bermanfaat ilmunya.
Beliau juga seorang penulis produktif yang telah menelurkan puluhan kitab terjemahan dan karangan yang sudah tersebar luas di masyarakat. Juga kepada Ibunda, Ny. Ma’munatun Asrori yang dengan ketabahan dan kesabarannya membimbing penulis. Tak lupa terima kasih untuk semua pihak yang mendukung diterbitkannya buku ini, khususnya Kakanda A. Ma’ruf Asrori yang dengan ketelitiannya menyunting buku ini dan pihak penerbit Pelita Dunia yang bersedia menerbitkannya. Semoga Allah membalas kepada mereka semua dengan pahala yang berlipat ganda.
Akhirnya penulis mohon kepada Allah semoga buku ini bermanfaat bagi kaum muslim dalam menggapai kesempurnaan iman, termasuk iman penulis sendiri. Semua milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Sumbang saran dan kritik selalu penulis harapkan dari pembaca sekalian.
Penerjemah (Drs. A. Ma’ruf Asrori & Drs. A. Labib Asrori)


PUSTAKA UNGGULAN

20 Manfaat Daun Kelor bagi Kesehatan, Bisa Bangkitkan Libido!

Tanaman kelor biasanya digunakan untuk mengusir makhluk tak kasat mata, namun ternyata ada banyak manfaat daun kelor bagi kesehatan.  Hal i...

PUSTAKA POPULER